IKN Pasakbumi

Sabtu 07-05-2022,06:00 WIB
Editor : Usep Saeffulloh

Oleh: Dahlan Iskan

LALU soal pohon Pasak Bumi itu. Yang harus ada di hutan IKN masa depan

Sabar.

Dari exit tol km 36 itu, ternyata perlu waktu lebih lama dari yang saya perkirakan: 1 jam 10 menit. Berarti dua jam dari jembatan Mahakam Samarinda. Atau 2 jam 40 menit. Kalau dari Bandara Samarinda.

Pun dari Bandara Balikpapan. Masih perlu waktu 1 jam 40 menit. Berarti memakan waktu lebih lama daripada Bandara Narita ke Tokyo.

Meski jaraknya lebih dekat. Yang penting saya tiba di pintu gerbang Ibu kota Negara yang baru. Teman saya turun dari mobil. Ke pos penjagaan. Gerbang ini dipasangi portal. Kelihatannya itu portal lama. Yang dibangun perusahaan. Agar truk yang keluar masuk terkontrol.

Truk-truk itu mengangkut kayu. Hasil hutan. Besar-besar. Sejenis trailer. Karena itu jalan masuk ke IKN ini lebar sekali. Itulah jalan yang amat bersejarah. Para pelestari lingkungan menyebut "itulah jalan yang menghancurkan hutan". 

Di masa lalu.

Jalan lebar masa lalu itu masih utuh sampai sekarang. Dulu untuk angkut kayu gelondongan yang ditanam Tuhan. Kini untuk truk pengangkut hasil hutan industri. Yakni hutan yang sengaja ditanam untuk dipanen. 

Dan kini, tahun ini, jalan itu sekalian menjadi akses masuk ke ibu kota negara yang baru. Tanpa melarang truk-truk raksasa itu mondar-mandir di situ.

Untuk memasuki IKN, portal PT ITCI itu harus dibuka. Berarti ada prosedur administrasi di pos depan ini. Hanya 3 menit. Setelah proses administrasi selesai, portal dibuka. Posisi portal itu kira-kira 50 meter dari pinggir jalan raya Samarinda-Banjarmasin. 

Ada ''halaman'' yang cukup luas di depan pos jaga itu. Untuk mobil yang antre melewati portal. Terlihat juga sebuah bus wisata ikut antre di situ.

Tidak ada gerbang khusus yang dibangun untuk menandai bahwa Anda memasuki IKN. Mungkin belum. Siapa tahu, kelak, gerbangnya tidak di sini. Bisa saja ini gerbang sementara. Memanfaatkan gerbang perusahaan pemilik lahan di sana.

Memang begitu. 

Ini adalah jalan masuk ke kompleks HTI. Luas sekali. Hutan tanaman industri ini, Anda sudah tahu, milik konglomerat Sukanto Tanoto. 

Kategori :