Radartasik, Ukraina – Pasukan Rusia tidak jadi menyerbu pabrik baja Azovstal di Mariupol, di mana prajurit militer Ukraina dan anggota batalion Azov telah bersembunyi selama lebih dari sebulan, kata Dmitry Peskov juru bicara Kremlin.
Menurut pejabat tersebut, militer Rusia mematuhi perintah sebelumnya dari Presiden Vladimir Putin untuk tidak menyerbu pabrik tersebut.
“Tidak ada penyerangan. Kami melihat bahwa gejolak terjadi ketika militan keluar untuk mengambil alih penempatan senjata. Upaya-upaya ini sedang ditekan dengan cukup cepat,” jelasnya dikutip dari Russian Today.
Sebelumnya beberapa media Rusia dan Ukraina melaporkan bahwa pertempuran telah pecah di dan sekitar kompleks pabrik baja raksasa setelah beberapa hari relatif tenang berkat gencatan senjata untuk memastikan evakuasi warga sipil dari daerah tersebut.
Menurut laporan ini, pabrik Azovstal ditembak oleh artileri dan pemboman udara. Rekaman yang belum diverifikasi yang beredar di media sosial tampaknya menguatkan hal ini, menggambarkan gumpalan asap mengepul dari fasilitas tersebut.
Republik Rakyat Donetsk mengklaim bahwa militer Ukraina dan pejuang Azov yang bersembunyi di fasilitas industri mengambil keuntungan dari jeda pertempuran karena gencatan senjata evakuasi untuk mengambil posisi baru.
Sementara Moskow mengatakan pasukannya sekarang mengendalikan seluruh kota pelabuhan Mariupol, kecuali pabrik Azovstal tempat pasukan Ukraina dikepung selama lebih dari sebulan.
Pada tanggal 21 April lalu, Vladimir Putin membatalkan operasi untuk menyerbu pabrik baja, karena khawatir akan jatuh banyak korban pasukan Rusia, sebaliknya ia memerintahkan untuk memberlakukan blokade penuh terhadap pasukan Ukraina yang bersembunyi di sana.
Selain pertanyaan tentang strategi Rusia di Mariupol, Peskov juga diminta untuk mengomentari laporan di media Barat yang mengklaim bahwa Presiden Putin dapat memerintahkan mobilisasi massa di Rusia pada 9 Mei, hari ketika negara itu merayakan kemenangannya dalam Perang Dunia II.
Juru bicara Kremlin menolak klaim itu dan menyebutnya sebagai "sampah," ia meyakinkan wartawan bahwa Putin tidak berencana untuk menyatakan perang terhadap Ukraina.
Peskov juga menyesalkan kurangnya kemajuan dalam pembicaraan Rusia-Ukraina, menuduh kepemimpinan Ukraina terus-menerus mengubah posisinya.
Dia lalu menambahkan bahwa Moskow tidak yakin apakah negosiasi akan membuahkan hasil.
Ketika ditanya tentang sanksi UE putaran keenam, yang diharapkan akan diadopsi oleh perwakilan 27 negara anggota akhir pekan ini, Peskov mencatat bahwa sanksi adalah pedang bermata dua dan warga Eropa akan menanggung akibatnya. (sal)