radartasik.com, CIHIDEUNG — Penataan kawasan pusat kota yang direncanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya memiliki berbagai risiko. Salah satunya penumpukan pedagang kaki lima (PKL) yang ingin diakomodir di kawasan semi pedestrian.
Seperti diketahui, PemeArintah Kota Tasikmalaya beArencana mengubah sebagian jalur HZ Mustofa dan Jalan Cihideung sebagai kawasan semi pedestrian. Di mana pejalan kaki dan PKL bisa diakomodir dengan trotoar yang lebih lebar.
Dikhawatirkan, PKL dari luar mulai masuk ke area HZ Mustofa karena keberadaan mereka akan diakomodir. Tentunya semakin banyak jumlahnya, penataan akan semakin sulit. “Sementara ini kan kita lihat PKL yang ada di trotoar HZ terbilang tidak padat, jangan sampai tahun depan malah jadi menumpuk,” ucapnya.
Pemkot juga diminta mulai menyiapkan pola penataan untuk PKL. Karena dibanding infrastruktur, keberadaan mereka yang berpotensi menuai polemik. “Kalau pekerjaan fisik kan tinggal menerapkan. Kalau menata PKL kan perlu proses komunikasi,” ujarnya.
Jangan lupa juga, lanjut Arief, PKL di HZ Mustofa tidak punya keseragaman. Maka dari itu, pola penataannya harus disiapkan secara matang untuk hasil maksimal. “Jangan sampai malah jadi semakin semerawut,” katanya.
Rencana penataan kawasan pusat kota disambut baik masyarakat. Salah satunya soal jalur pejalan kaki yang diharapkan bisa difungsikan sebagaimana mestinya.
Seperti diungkapkan Ipin Tasripin (40), warga Cihideung. Dia berharap penataan bisa menghasilkan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung aman dan nyaman. Karena bagaimana pun area tersebut merupakan wajah Kota Tasikmalaya. “Mudah-mudahan hasilnya bagus,” ucapnya.