radartasik.com, TASIK - Karangan bunga selalu mewarnai berbagai momen penting untuk kalangan masyarakat tertentu. Tidak terkecuali di momen pelantikan H M Yusuf menjadi Wali Kota Tasikmalaya definitif.
Rangga Jatnika, Tasikmalaya
Pemberinya bermacam-macam, dari mulai lembaga pemerintah, organisasi, perusahaan sampai perorangan. Wajar saja, H Yusuf kini sudah memiliki kewenangan penuh atas pemerintahan di kota berjuluk Kota Resik ini.
Hal serupa juga terlihat di rumah dinas H M Yusuf di Perumahan Garunggang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Sedikitnya, 35 karangan bunga yang berjejer di trotoar depan perumahan dan jalan menuju kediaman Ketua DPD Partai Golkar Kota Tasikmalaya itu.
Jika dihitung-hitung, jumlah karangan bunga itu ada sekitar 80 buah di dua lokasi. Jika satu karangan bunga harganya Rp 500.000, dikalkulasikan totalnya mencapai Rp 40.000.000. Harga yang lumayan.
Di sisi lain, sampai saat ini tampaknya belum ada orang yang menyimpan dan merawat karangan bunga ucapan dari koleganya. Hampir semuanya membuang karangan bunga itu setelah beberapa hari dipajang.
Penasaran, Radar pun mencari informasi ke penyedia karangan bunga di Jalan Pancasila, CV Nusa Indah namanya. Sekalian menanyakan bisnis karangan bunga di masa pandemi ini.
Bicara pandemi, Syamsul Hadi mengaku bersyukur usahanya nyaris tidak terkena dampak negatif. Puluhan karyawannya pun masih bisa diberi upah dengan lancar. “Aman, masih lancar,” ucapnya.
Bukan bermaksud bersuka cita di atas duka orang lain, Justru beberapa bulan lalu pesanan meningkat sekitar 30 persen. Banyak pesanan karangan bunga duka cita, di antaranya orang yang meninggal karena Covid-19. “Ucapan duka kemarin-kemarin banyak,” tuturnya.
Selain itu, di momen-momen istimewa lain pun karangan bunga tidak pernah absen meski pandemi. Dari mulai pernikahan, pembukaan tempat usaha termasuk pada momen pelantikan H Yusuf sebagai Wali Kota Tasikmalaya. “Pelantikan wali kota kemarin juga banyak yang pesan,” tuturnya.
Soal harga, kata Syamsul, bisa dibicarakan artinya bisa dinegoisasi dengan membuka rentang harga mulai Rp 350.000. Tapi ada juga yang pesan dengan harga Rp 1,5 juta. yang membedakannya adalah jumlah tangkai bunga yang dipasang di styrofoam ucapan. “Tapi rata-rata ngambilnya yang Rp 500.000,” katanya.
Semahal-mahal karangan bunga, kata dia, tetap saja hanya dipajang sesaat, itu diakui Syamsul. Menurutnya, paling lama hanya dipajang selama tujuh hari, bahkan ada yang beberapa jam saja. “Kalau wedding, setelah resepsi ya dibuang kan,” akunya.
Meski hanya dimanfaatkan sesaat dengan harga yang lumayan, namun Syamsul tidak pernah kehilangan konsumen. Menurut dia, mereka yang memiliki uang lebih dan menganggap itu penting, karangan bunga seolah jadi hal wajib. “Ibarat beli bakso bisa dibilang hal biasa, bagi yang susah (kurang mampu, Red) pasti lebih baik buat beli beras,” selorohnya. (rga)