radartasik.com, TASIK - Dosen Universitas Negeri Siliwangi (Unsil) terus berkontribusi untuk masyarakat melalui Pengabdian bagi Masyarakat Skema Ketahanan Pangan (PbM-KP) di Kampung Cicurug Dusun Pamegatan Desa Margahayu Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Minggu (12/9/2021).
Tema yang diambil pada kegiatan kali ini yakni “Ketahanan Pangan Melalui Strategi Pemasaran di Desa Margahayu Kecamatan Manonjaya Guna Meningkatkan Daya Jual di Masa Pandemi Covid-19”.
Perwakilan Tim Pengabdian Bagi Masyarakat Nisa Noor Wahid SE MM mengatakan, kegiatan pengabdian ini digelar bersama pemuda Masjid Karang Taruna dan DKM Al-Ikhlas Cicurug Dusun Pamegatan Desa Margahayu Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.
Menurut dia, tema itu diambil di mana selama pandemi ini banyak UKM mengalami penurunan pendapatan. “Dengan itu kami tim pengabdian Unsil ini mencoba melakukan pendampingan kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan memberikan bekal bagaimana meningkatkan daya jual melalui strategi pemasaran,” katanya kepada Radar, Senin (13/9/2021).
Strategi pemasaran yang disosialisasikan kepada para pemuda itu yakni dengan mengikuti digitalisasi atau pemanfaatan teknologi sebagai sarana media pemasaran dalam penjualan produk. “Penjualan produk kan bisa memanfaatkan sarana yang ada, bisa melalui Instagram, Facebook dan sarana digital lainnya,” ujar Nisa.
Kemudian, kata dia, memberikan arahan bagaimana kemasan produk yang baik dan menarik dalam penjualan, seperti dengan membuat logo pada kemasan. “Dengan logo di kemasan yang menarik akan meningkatkan daya jual tinggi,” kata dia.
Nisa menjelaskan, produk UMKM yang dihasilkan oleh pemuda masjid itu yakni olahan berbahan ikan lele, dengan itu, tim pengabdian ini membuatkan logo sesuai produk yang dihasilkan.
Kondisi saat ini, salah satu yang paling potensial untuk pemasaran produk yakni promosi melalui media sosial. Dengan itu diutamakan membuat kemasan produk yang mampu bersaing.
“Dengan membuat produk olahan yang dihasilkan semenarik mungkin. Di antaranya dari nama yang menarik, logo yang mempunyai daya jual, termasuk kami mendorong agar produk olahan lele tersebut membuat label halal, izin dan lainnya. Termasuk kemudian kemasan yang bisa tahan lama kemudian produk yang bermacam-macam dari satu jenis olahan,” papar Nisa.
Selain memberikan pendamping, tim juga memberikan bantuan berupa alat untuk pengemasan, kemudian kemasan bentuk pouch dan plastik sehingga pelaku UMKM ini bisa segera melakukan perubahan dalam proses kegiatan penjualannya.
“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini bisa meningkatkan pengetahuan para pemuda masjid dalam pemasaran melalui digitalisasi,” harap dia. (ujg)