Soal Santri Tutup Telinga Saat dengar Musik Jelang Vaksin, Gus Nadir: Jangan Dicap Taliban, Mereka Jaga Hafalan Alquran

Selasa 14-09-2021,10:45 WIB
Reporter : radi

Radartasik.com, JAKARTA - Cendekiawan Nahdatul Ulama Nadirsyah Husen atau Gus Nadir ikut menanggapi cuplikan video yang memperlihatkan para santri menutup telinga ketika mendengar musik saat menunggu vaksinasi. Video yang belum diketahui lokasi dan waktu pengambilannya itu ramai dibicarakan warganet.

Awalnya ada seorang netizan menuding perilaku santri itu seperti Taliban. Seperti ditulis oleh akun Twitter @David_Wijaya03. “Ada yang tahu ini dari santri mana? Lebay banget sampai menutup kupingnya. Indoktrinasi mengharamkan musik ini gak beda jauh dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda & Wahabi Takfiri,” tulisnya.

Gus Nadir menjelaskan bahwa hukum mendengar musik masih ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang mengharamkan, ada pula yang menghalalkan. Sehingga jika ada orang yang bilang musik haram, tidak perlu dituduh mirip Taliban atau ISIS.

“Gak harus buru-buru dianggap kayak Taliban. Hukumnya mendengarkan musik itu ada ulama yang bilang haram, dan ada yang bolehin. Kita hormati saja. Bagi yang bilang boleh, alasannya ada di gambar: Syekh Yusuf Qaradhawi, Kitab Nailul Awthar dan al-Fiqhul Islami Syekh Wahbah” tulis Gus Nadir dikuti akun Twitter-nya, Selasa (14/09/2021).

Gus Nadir mengatakan, sebaiknya menghormati perbedaan. Sebab yang mengatakan musik haram juga punya rujukan dalil yang syar'ih.

“Ulama yang bilang haram juga punya dasar rujukan. Pada titik ini ya kita saling hormat saja terhadap pilihan yang berbeda,” ungkapnya.

Gus Nadir menilai, ada juga yang enggan mendengarkan musik karena sedang menjaga hafalan Alquraannya. “Bagi yang bilang haram, mendengarkannya dianggap berdosa dan bisa membuat hafalan Quran menjadi lupa. Bagi yang bilang boleh, mendengarkan musik dapat melalaikan untuk murajaah (mengulang hafalan Alquran-red),” bebernya.

Gus Nadir menilai belum tentu para santri yang menutup telingana itu menghukumi musik itu haram. Bisa saja mereka hanya enggan mendengar musik karena sedang menjaga hafalan Alquran. Sebab musik bisa melalaikan hafalan.

“Karena hafalan memang mesti dijaga dan diulang-ulang terus. Jadi belum tentu semua santri yang gak mau dengar musik karena sedang menghafal Quran itu akibat menganggap musik haram,” ujarnya

Lebih lanjut dia mengatakan, sikap para santri di video yang menutup telinganya itu bagus. Mereka tidak ngamuk atau memaksa musik dimatikan.

“Justru disana terlihat toleransi ustad dan santri untuk memilih menutup telinga dan menjaga diri ketimbang memaksakan paham mereka dengan cara kekerasan,” katanya.

“Bukankah esensi toleransi ada di sana? Jadi jangan buru-buru mengaitkan mereka dengan paham Islam garis keras hanya karena mereka berbeda pemahaman,” pungkasnya. (dal/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait