radartasik.com, Sepi, kotor, rusak. Kondisi Banjar Water Park (BWP) saat ini. Rumput ilalang meninggi, besi wahana berkarat, beberapa kolam renang kotor serta dipenuhi lumut dan berlumpur.
Beberapa bangunan yang ada terbengkalai. Pintu gerbangnya rapat. Digembok menggunakan teralis besi.
Anggarannya tak sedikit. Pemerintah Kota (Pemkot) Banjar menggelontorkan sekitar Rp 27 miliar dari APBD untuk membangun wahana di lahan 3,5 hektare itu. “Fantastis, namun miris,” kata tokoh pemuda Kota Banjar Andi Maulana SH, Senin (13/9/2021).
Andi salah satu warga Banjar yang 'ngidam' BWP kembali dibuka. Ia rindu mengajak keluarga kecilnya berwisata air di tempat yang terjangkau. Tak harus jauh-jauh ke Kota Tasikmalaya. Apalagi kini pandemi, akses terbatas.
“Setiap akhir pekan biasanya liburan. Tidak harus jauh yang penting ada tempat yang cukup untuk membuat anak-anak bermain. Cukup di Banjar. Mudah-mudahan ada keajaiban BWP bisa beroperasi lagi,” ucap Andi berharap wahana milik pemerintah itu kembali siuman.
Sejauh ini, Pemkot Banjar telah memutar otak. Mengajak investor menghidupkan kembali BWP. Kerjasama sudah terjalin sejak 2019. Namun upaya itu belum membuahkan hasil. “Gara-gara pandemi Covid-19 renovasi belum bisa dilaksanakan, bahkan pegawai yang ada sekitar 15 orang pun kini sudah diberhentikan,” kata Direktur BWP, Dadan Suhendar.
Menurut Dadan, butuh sekitar Rp 5 miliar untuk merevitalisasi lokasi BWP. “Sekitar Rp 5 miliar, bisa bagus lagi,” ucapnya.
Bertahan Satu Dekade
21 Februari 2010, saat itu Herman Sutrisno masih menjadi Wali Kota Banjar meresmikan Banjar Water Park. Suami dari Ade Uu Sukaesih (Wali Kota Banjar saat ini, Red) membuka secara resmi wahana bermain yang cukup ekstrem kala itu.
Sejak dibangun, BWP sudah memiliki wahana boomerang, superbowl dan flying fox. Bahkan saat itu, dua wahana pertama diklaim hanya terdapat di Kota Banjar dan Bali.
Awal dibuka, BWP begitu memesona. Karena terdapat kolam renang prestasi yang sudah berstandar nasional dan dilengkapi fasilitas untuk loncat indah. “Kini tinggal kenangan. Kapan BWP seperti dulu lagi,” ujar Budi Nugraha, Ketua HMI Kota Banjar.
Wakil DPRD Banjar Tri Pamuji Rudianto mengatakan pemkot harus segera menyelamatkan aset BWP. Nilai Rp 27 miliar bukan anggaran yang sedikit. “Itu uang rakyat, dibangun dari uang rakyat. Untuk rakyat,” kata Tri di ruang kerjanya.
Menurut Tri, BWP gagal dalam perencanaan. Plan bisnis dari awal tidak komprehensif, terutama dari sisi pengelolaan.
Kategori :