radartasik, TASIK - Pasca polemik pembentengan lahan milik perseorangan yang selama ini dijadikan akses menuju SDN 2 Tugu Blok Gunung Jambu Kecamatan Cihideung, didatangi tokoh-tokoh penting. Mulai dari perwakilan Dinas Pendidikan sampai hampir seluruh Anggota Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya tak absen menengok ke sekolah itu.
Meski sudah didatangi berbagai pihak, dan sudah nyaris tiga pekan pertemuan tatap muka terbatas (PTMT) di Kota Resik. Akan tetapi siswa, guru maupun orang tua SDN 2 Tugu tetap mengakses jalur terjal yang harus dilewati melalui Jalan Lukmanul Hakim.
“Kami akan undang pemilik lahan di kawasan ini, lewat pendekatan emosional lah. Mudah-mudahan bisa ketemu titik terang dengan segera,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam di sela peninjauan, Kamis (2/9/2021).
Menurut dia, Pemkot mesti proaktif dalam memberikan solusi terhadap para siswa dan guru yang beraktivitas di SD tersebut. Belakangan muncul wacana lahan di area belakang sekolah bakal dimatangkan namun melalui pendanaan dari swasta, berbentuk corporate social responsibility (CSR).
“Nah itu mohon dikawal dan dipastikan kapan, sebab kasihan juga siswa. Yang lain menyambut dengan senang saat PTMT direalisasikan, sementara anak-anak di sini?,” tanya dia mengeluhkan.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Gilman Mawardi mengakui perlu ada komunikasi yang baik dengan pemilik lahan. Meski pada dasarnya Pemkot yang tidak antisipatif dalam menginventarisasi aset, sehingga di saat persekolahan berjalan normal, pemilik lahan mendirikan benteng dan menutup akses menuju sekolah.
“Memang sudah terjadi, kita juga selama ini berpikir lahan-lahan sekolah ya sudah berjalan sebagaimana mestinya, tapi ada fenomena begini. Pemkot harusnya bisa antisipatif, kalau mendengar dari pihak sekolah sejak sebelum PTMT dimulai, melaporkan ada aktivitas pembangunan di lahan yang biasanya dijadikan akses untuk sekolah,” paparnya.
“Saya juga baru tahu belakangan ini, muncul di media dan informasi berkembang. Nanti harus dicek dulu, kalau untuk akses lewat belakang dinas sedang upayakan agar itu bisa dicarikan solusi. Sementara akses depan, duduk persoalannya harus jelas dulu,” ungkap Yusuf.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya H Budiaman Sanusi mengatakan meski sudah ada 4 pemilik lahan di halaman belakang sekolah, yang bersedia menghibahkan tanahnya untuk digunakan jalan ke sekolah.
Pemkot tidak bisa membiayai infrastruktur memadai dalam waktu dekat. Sebab pihaknya mengandalkan bantuan corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan perbankan daerah, untuk melakukan pematangan lahan supaya akses jalur belakang SD tidak membahayakan.
Menurut Budiaman, perlu pematangan lahan dari jalan gang ke halaman belakang sekolah. Konturnya yang curam, berbatu dan kerikil kerap membahayakan terutama bagi anak-anak.
Seperti diketahui, siswa yang semula tinggal menggunakan Jalan Mayor SL Tobing untuk masuk ke area sekolah, mesti memutar ke Jalan Lukmanul Hakim, kemudian menuju jalan satu jalur dari gang Masjid Al-Barokah. Melewati pemakaman dan sawah dengan jarak tempuh sekitar 10 menit jalan kaki orang dewasa untuk bisa masuk ke area sekolah.
“Memang kami yang meminta pihak sekolah mengajukan proposal agar akses ke jalan belakang bisa dibenahi agar tidak membahayakan. Alhamdulillah di sana ada 4 pemilik lahan yang mau hibahkan lahannya untuk dijadikan inventaris daerah dan digunakan warga SDN 2 berlalu-lalang,” papar Budiaman kepada Radar, Rabu (1/9/2021).
“Anggaran di tahun berjalan kan tidak mungkin bisa disiapkan pemerintah. Maka kita sudah berkomunikasi dengan BJB supaya bisa menggulirkan CSR-nya. Alhamdulillah sejauh ini responsnya positif, bahkan usulan dari sekolah sudah masuk di Bappelitbangda dan di-acc pimpinan (plt wali kota, Red),” katanya menceritakan.
Kategori :