Kisruh Lahan SDN 2 Tugu, Begini Kata Pemilik Lahan..

Jumat 03-09-2021,08:30 WIB
Reporter : syindi

radartasik, CIHIDEUNG - Keluarga pemilik lahan yang dipasangi benteng dan menutup akses ke SDN 2 Tugu mulai buka suara. Solusi akses jalan pada prinsipnya sudah disepakati pada pertemuan jauh-jauh hari.

Diketahui, pemilik tanah tersebut sudah lama meninggal dunia. Pihak keluarga berencana menjual tanah tersebut dan hasilnya dibagikan kepada ahli waris. Pengurusannya dikuasakan kepada Yogi yang merupakan salah satu menantu pemilik tanah.

Saat ditemui Radar di tempat kerjanya, Yogi menuturkan ketika pembangunan sekolah (SDN 2 Tugu) sekitar tahun 2013, pihak lembaga meminta izin meminta akses untuk keluar masuk material bangunan. Keluarga pemilik lahan pun memperA­bolehkannya, dengan catatan tidak dijadikan akses jalan permanen.

“Da teu acan aya jalan di dinya teh, teras dibukbak (Karena di situ belum ada jalan lalu diratakan),” ujarnya, Kamis (2/9/2021).

Setelah selesai pembangunan lahan, kata Yogi, bekas jalur pengangkutan material pembangunan itu dimanfaatkan siswa dan guru SDN 2 Tugu sebagai akses menuju sekolah. Bahkan seiring berjalannya waktu jalur tersebut dipoles dengan aspal.

Saat mengurus dokumen tanah, Yogi menemukan ada penyerobotan dari pemilik lahan di sampingnya dan berujung sengketa.

Ditambah lagi, pembangunan ruang kelas sekolah SDN 2 Tugu itu pun memakan lahan yang dia urus.

Munculnya persoalan sengketa tanah ini, kata Yogi, membuat pihak keluarga perlu mengamankan lahan. Di antaranya dengan memasang benteng di area lahan yang bebas dari sengketa dan mengomunikasikannya dengan pihak sekolah dan Pemkot Tasikmalaya.

“Ah eta mah teu langkung da eta mah hak anjeun (Kalau itu terserah karena itu hak kamu),” ujarnya mengucap ulang jawaban perwakilan Pemkot kala itu.

Setelah dibenteng, pihak sekolah meminta lahan selebar 0,5 meter untuk akses jalan. Setelah berembuk, pihak keluarga pun sepakat memberikan lahan sesuai permintaan pihak sekolah secara sukarela. “Anu nyuhunkeun satengah meter eta teh pak Kusnadi Kepala Sekolah (Yang minta setengah meter itu Pak Kusnadi Kepala Sekolah saat itu),” ujarnya.

Benteng yang sudah dipasang pun akhirnya digeser setengah meter. Saat itu pihak sekolah dan pemerintah Kota Tasikmalaya berencana mengupayakan lahan di samping tanah keluarga Yogi, guna memperlebar akses ke SDN 2 Tugu.

Namun pelebaran akses ke SDN 2 Tugu itu pun sampai saat ini belum terlihat. Efeknya, polemik kembali muncul saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali dimulai.

Aparat pemerintah setempat dari mulai Lurah, Camat Kapolsek Cihideung serta tokoh ulama H Maman Suratman pun kemarin sempat menemui Yogi. Kedatangan mereka untuk membahas solusi dari persoalan yang ada.

Pada kesempatan tersebut, H Maman Suratman berupaya meminta sebagian benteng dibuka untuk sementara waktu. Dia pun akan mendorong Pemkot untuk sesegera mungkin menyediakan akses jalan yang permanen dan layak.

Menanggapi permintaan tersebut, Yogi belum bisa mengambil sikap. Pasalnya, dia harus membahasnya dengan para ahli waris yang punya hak atas lahan tersebut. (rga)
Tags :
Kategori :

Terkait