JAKARTA - Kepala Karantina Pertanian Belawan, Sumatra Utara (Sumut) Andi Yusmanto mencatat, komoditas asal sub sektor hortikultura yakni jengkol dan petai telah menembus pasar ekspor Jepang. Nilai ekspor tersebut mencapai Rp 339 juta.
”Komoditas jengkol telah memenuhi persyaratan negara Jepang yang cukup ketat. Jadi, tidak hanya digemari di pasar dalam negeri, jengkol dan petai asal Sumut juga laris di Jepang,” kata Andi, Senin (30/8/2021)
”Kami terus menggali komoditas potensi dan melakukan pendampingan teknis, agar dapat tembus persyaratan dan protokol ekspor negara tujuan,” ucapnya.
Dari data lalu lintas ekspor di Karantina Pertanian Belawan, pada saat bersamaan juga turut dilepas 22 komoditas pertanian asal Sumut lainnya, yakni pinang biji, kopi biji, palm kernel oil, minyak sawit, santan kelapa, sayuran sawi, nipah, cabe jamu, manisan kelapa, damar batu, palm kernel strain (inti sawit), minyak inti kelapa sawit (hydrogenate palm kernel oil), kelapa parut, andaliman, kayu karet, buah durian, kulit buah manggis, sayuran kubis, bunga krisan, tepung tapioka, bungkil jagung dan kayu olahan.
”Seluruh komoditas ekspor yang diberangkatkan dari Pelabuhan Belawan menuju 16 negara tujuan yakni China, Iran, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Senegal, Malaysia, Taiwan, Uni Emirat Arab, Brasil, India, Chile, Korea Selatan, Jerman, Jepang dan Filipina,” tuturnya.
Sementara itu, kinerja ekspor pertanian asal Sumut, dari data sertifikasi pada Semester 1 Tahun 2021, mengalami peningkatan nilai ekspor sebesar 43,3 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
”Tidak hanya itu, jumlah eksportir dan jumlah negara tujuan mengalami peningkatan,” ujarnya.
”Dengan memberikan kemudahan bagi eksportir dalam perizinan supaya proses ekspornya cepat, dapat mendorong tumbuhnya komoditas eksportir dan negara tujuan baru,” pungkasnya. (der/fin)