Sektor ini merupakan salah satu yang paling tangguh di masa pandemi, dimana sektor pertanian masih tetap tumbuh positif sebesar 0,38% (yoy) pada kuartal II-2021.
Komoditas kelapa termasuk dalam sektor pertanian yang menjadi salah satu komoditas ekspor yang penting pada tanaman perkebunan.
“Kelapa harus masuk dalam rantai nilai global untuk mendapatkan nilai komoditas yang optimal dalam perdagangan internasional,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara 49th International Cocotech Conference and Exhibition, Senin (30/08/21).
Untuk mendukung hal tersebut, Menko Airlangga mengatakan, bahwa smart farming dapat meningkatkan produksi pertanian secara signifikan, baik dari segi produktivitas maupun keberlanjutan.
Penerapan smart farming pada tanaman kelapa adalah untuk pengecekan kesehatan tanah, irigasi mikro, diversifikasi tanaman/agroforestry, palm climbing machine , robotic palm harvestors , neera harvestors , red palm weevil detector , air blast sprayer , surveillance plant condition using image analysis / machine learning , pathogen detection , dan automation in coconut tissue culture .
“Teknologi inovatif untuk pengembangan kelapa berkelanjutan adalah hilirisasi produk kelapa seperti minyak kelapa, minyak kelapa murni, dan fitonutrien yang memiliki nilai tambah produk yang tinggi,” tutur Menko Airlangga.
Selain itu, produk kelapa juga beragam seperti air kelapa, santan, nata de coco, kelapa kering, gula kelapa, bricket, karbon aktif, serat sabut kelapa, coco peat, dan lainnya.