Penataan & Penertiban PKL Cihideung Mandek

Senin 30-08-2021,14:30 WIB
Reporter : syindi

radartasik.com, CIHIDEUNG — Upaya Pemerintah Kota Tasikmalaya menata Jalan Cihideung dinilai tidak jelas progresnya. Pemerintah perlu melakukan evaluasi agar realisasi bisa sesuai dengan ekspektasi.

Pengamat Sosial dan Pemerintahan Tasikmalaya Asep M Tamam mengaku keheranan dengan penataan Cihideung. Menurut dia, progresnya terbilang lambat karena kondisinya belum memberikan perubahan signifikan. “Saya lihat sangat lama sekali prosesnya, terkesan seperti mandek,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (29/8/2021).

Menurut dia, Plt Wali Kota Tasikmalaya H M Yusuf sebagai pimpinan daerah perlu mengecek dan mengevaluasi prosesnya. Supaya ketika ada hambatan,bisa langsung dicarikan solusi. ”Saya khawatir H Yusuf tidak tahu kondisinya,” katanya.

Sebab, kat Asep, setiap upaya harus disiapkan dengan konsep yang matang. Setelah itu, barulah eksekusi dilakukan sebagaimana track yang direncanakan.

“Ketika membuat konsep kan pasti segala dampaknya diperhitungkan,” katanya.

Selain perlu kejelasan perihal target dalam setiap tahapan penataan dan penertiban PKL Cihideung. Supaya bisa dikawal oleh semua pihak ketika progresnya tidak sesuai perencanaan. “Misal Agustus ini target Pemkot seperti apa soal penataan Cihideung, apa sudah sesuai,” ujarnya.

Penataan Jalan Cihideung merupakan langkah besar dari Pemkot untuk menata wajah pusat kota. Namun di balik itu ada risiko yang harus ditanggung ketika realisasinya bermasalah. “Kalau berhasil akan jadi keberhasilan besar, begitu juga kalau gagal ya akan jadi kegagalan besar pemerintah,” tuturnya.

Mengingat proses penataan saat ini, menurutnya seolah tidak ada yang diuntungkan. PKL kebingungan menempatkan gerobaknya, warga pun keberatan gerobak-gerobak itu menetap 24 jam. “Ini karena ketidakjelasan konsep dan target progresnya” tuturnya.

Sebagaimana diketahui warga membentuk Forum Peduli Cihideung (FPC) sebagai upaya memperjuangkan penataan kawasan itu dilakukan optimal. Seperti diungkapkan Sekretaris FPC Edi Kurniawan yang menjelaskan bahwa warga ingin gerobak PKL tidak menetap 24 jam. “PKL Cihideung tidak permanen dan ditata rapi,” ujarnya.

Sementara, Pengurus PKL Cihideung Adang Sutiawan menjelaskan untuk mengangkut gerobaknya agar dibawa pulang, bukan hal mudah. Perlu dipahami bahwa tidak semua pedagang mampu melakukannya baik secara fisik maupun ekonomi, kecuali pemerintah menyediakan shelter. “Bagaimana dengan yang sudah terbilang tua, dan perempuan,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Muslim MSI mengaku aneh dengan penertiban tersebut. Bukannya diapresiasi, malah memberikan kekecewaan terhadap masyarakat. “Reaksi masyarakat kemarin kan sebagai bentuk kekecewaan,” ungkapnya kepada Radar, Jumat (27/8/2021).

Menurut Muslim, hal tersebut karena penertiban dilakukan secara ragu. Sehingga Dinas KUMKM Kota Tasikmalaya dianggap tidak serius soal penataan di kawasan tersebut. “Harusnya jangan ragu-ragu, kalau tidak mau diragukan masyarakat,” terangnya.

Dengan kondisi ini, dia pun merasa ragu dengan penataan HZ Mustiofa dan Cihideung Tahun 2022 mendatang akan sesuai ekspektasi. Di mana konsep area tersebut akan dibuat mirip Jalan Malioboro. “Khawatirnya konsep Malioboro, realisasinya malah jadi Kojengkang,” ujarnya menyindir. (rga)
Tags :
Kategori :

Terkait