radartasik.com, TASIK - Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya meminta pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) lebih kreatif dan inovatif. Tujuannya agar budaya baca atau literasi bisa survive di tengah gempuran era digital.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya H Budiaman Sanusi SSos mengharapkan pengelola TBM yang mengikuti workshop penguatan dari Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) terus berupaya menemukan cara yang beda dalam mengelola taman bacaannya.
“Setelah workshop penguatan TBM, saya harapkan jangan mengelolanya biasa-biasa saja. Tetapi coba membuat yang menarik, sehingga masyarakat berminat membaca,” katanya kepada Radar, Selasa (24/8/2021).
Menurutnya, taman bacaan bukan sekadar menjadi tempat membaca anak-anak atau masyarakat, tetapi harus mampu menjadi tempat yang menyenangkan dan motor penggerak aktivitas sosial dan kemasyarakatan di mana taman bacaan berada.
“Dengan memiliki suasana baca yang menyenangkan di TBM mampu meningkatkan minat masyarakat yang dapat menjadi suplemen pengetahuan mereka,” ujarnya.
Ia pun menyadari untuk mengelola TBM tidaklah mudah, banyak permasalahan yang mesti dipecahkan. “Berbekal dari workshop ini bisa meningkatkan kreativitas pengelola TBM. Dengan begitu TBM diminati masyarakat dan bisa membuat orang pintar dari membaca,” katanya.
Sebelumnya, sebanyak 13 peserta pengelola TBM dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), komunitas literasi, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan mahasiswa di Kota Tasikmalaya mengikuti Workshop Penguatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Payung Geulis. Bertempat di SKB Kota Tasikmalaya, dari 16-25 Agustus 2021.
“Saya mendampingi kegiatan ini bukan sekadar program. Tetapi agar TBM di Kota Tasikmalaya lebih hidup, sehingga benar-benar meningkatkan minat baca masyarakat,” katanya.
Oleh karenanya, ia sudah melaksanakan mapping untuk para pengelola TBM, khusus di SKB Kota Tasikmalaya dengan melibatkan pegawai dan binaan yaitu para Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) setempat bisa sebagai agen literasi.
“Tentunya agar aksi literasi ini lebih menguat di TBM SKB Kota Tasikmalaya, saya inginkan saling memiliki semangat yang sama,” ujarnya. (riz)