Kopri PMII Kabupaten Tasik: Mengikis Patriarkhi yang Belenggu Masyarakat

radartasik.com, SINGAPARNA - Pengurus Kopri PMII Cabang Kabupaten Tasikmalaya melaksanakan Sekolah Kader Kopri (SKK) perdana se-Jawa Barat, 11-14 Agustus lalu di Gedung PCNU Kabupaten Tasikmalaya.

Sepanjang sejarah perjalanan Kopri di Kabupaten Tasikmalaya semenjak SKK menjadi kaderisasi formal ke-2 yang wajib diikuti oleh kader Kopri sukses digelar. Kegiatan tersebut diikuti oleh delegasi dari beberapa cabang se-Jawa Barat.

Kemudian dibuka langsung oleh Ketua Kopri PB PMII Sahabat Maya Muizatil Lutfillah. Adapun narasumber pada kegiatan tersebut diantaranya Titik Nurhayati MHum MH yang merupakan Komisioner KPU Jawa Barat. Kemudian, Dr KH Asep Salahudin MAg yang merupakan Rektor IAILM Suryalaya, Dr Isti'anah MAg selaku Komisioner KPU Kabupaten Tasikmalaya dan masih banyak yang lainnya.

Ketua Kopri PMII Cabang Kabupaten Tasikmalaya Nur Asri Silviani mengatakan, dengan mengusung tema Memperkuat Prinsip Mubadalah Demi Terwujudnya Keadilan dan Kesetaraan Gender, diharapkan budaya patriarkhi yang telah membelenggu masyarakat dapat terkikis.

Menurutnya, dapat sedikit demi sedikit terkikis sehingga terciptanya relasi laki-laki dan perempuan yang harmonis. Termasuk diharapkan kaum perempuan terus menyalakan api semangat dalam melawan ketidakadilan dan menjunjung tinggi prinsip mubadalah.

“Juga berangkat dari keresahan kami tentang tarik ulurnya pemerintah dalam menyikapi Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS),” ungkap Nur, kepada Radar, kemarin.

Selanjutnya, tambah dia, pihaknya meminta Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk mendorong pemerintah pusat agar segera mengesahkan RUU PKS.

Ketua PMII Kabupaten Tasikmalaya Zamzam Multazam menambahkan, sangat berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu kelancaran acara sekolah kader korpri ini di Kabupaten Tasikmalaya.

“Terakhir, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam menyukseskan acara tersebut sehingga berjalan dengan lancar,” tambah dia. (dik)