Siswa SMP Bikin Robot Pendeteksi Pelanggar Prokes

Minggu 15-08-2021,07:00 WIB
Reporter : Tiko

radartasik.com - Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes), Sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Nah, dua siswa SMPN 13 Surakarta Nicholas Eugene Himawan dan Daris Herlambang menciptakan robot pendeteksi pelanggaran prokes.

Prokes 5M diklaim sebagai senjata ampuh mencegah penyebaran Covid-19. Mulai dari mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas. 

Pelanggaran prokes ini sangat dihindari. Termasuk di lingkungan sekolah yang sudah rindu pembelajaran tatap muka (PTM). Ini yang melandasi Nicholas Eugene Himawan dan Daris Herlambang menciptakan robot pendeteksi pelanggar prokes 5M.

Sejatinya, ide pembuatan robot tersebut keluar dari Kepala SMPN 13 Surakarta Kucisti Ike Retnaningtyas. Dinamai Medsos 5M. Tujuannya untuk menghindari pelanggaran prokes di sekolah dengan menciptakan alternatif alat pendeteksi otomatis prokes. Ini sekaligus untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM).

Medsos 5M dilengkapi cermin dan alat penyemprot  hand sanitizer.  Mampu mendeteksi orang di depannya yang melanggar prokes. Ambil contoh, orang bersangkutan tidak memakai masker. Langsung terlihat di cermin yang dipasangi alat sensor ultrasonik. Seketika alarm akan berbunyi.

Begitu pula jika orang tersebut memiliki suhu tubuh di atas 37 derajat  Celcius . Maka, sensor otomatis membunyikan alarm. Alhasil, orang tersebut tidak bisa melewati palang yang terbuka dan tertutup otomatis.

Jika orang bersangkutan sudah mematuhi prokes, termasuk mendekatkan tangan yang menyemprotkan  hand sanitizer,  akan diterima sensor Kemudian mengirim data ke perangkat  arduino.  Memerintahkan gerak ke  servo.  Setelah itu,  servo  bergerak sesuai programnya. Membuka dan menutup palang secara otomatis.

“Sempat ikut lomba Kreativitas Dan Inovasi Siswa (Krenova). Namun belum beruntung. Robot ini dibuat sebulan sebelum Krenova,” ungkap Guru Pembimbing Robotik SMPN 13 Surakarta Rusdyanto kepada  Jawa Pos Group .

Rusdy menambahkan, pengumpulan bahan hingga perakitan dilakukan di sekolah. Atas seizin orang tua siswa dan mematuhi prokes. “Pemrograman oleh siswa. Dibantu dan dibimbing guru,” imbuhnya.

Tags :
Kategori :

Terkait