radartasik.com, INDIHIANG — Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya menekankan sejumlah kegiatan di RSUD dr Soekardjo disiapkan dengan matang. Terutama, rencana pendirian infrastruktur gedung layanan poli, pengadaan peralatan kesehatan dan lain sebagainya yang bakal digarap tahun ini.
Hal itu terungkap dalam rapat kerja yang diselenggarakan di gedung badan musyawarah (banmus) DPRD.
Padahal peralatannya sudah tersedia dan memadai, namun masyarakat belum bisa memanfaatkannya dan harus mendapat pelayanan tersebut di luar rumah sakit berplat merah itu.
“Kami menekankan pengadaan dan kegiatan alat kesehatan serta infrastruktur di rumah sakit benar-benar terkonsep matang. Jangan sampai seperti alat computerized tomography scan (CT Scan) yang sejak awal diterima melalui bantuan provinsi, tidak bisa dimanfaatkan,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam sesuai rapat, Senin (9/8/2021).
Menurut dia, akan percuma ketika peralatan medis kian canggih di RSUD namun tidak dibarengi kesiapan operator atau SDM yang mengelolanya. Seperti pada awal pengadaan mesin CT Scan yang sampai beberapa waktu tak kunjung dinikmati pasien yang datang ke rumah sakit.
“Dulu kendala operasionalnya lantaran belum siapkan tenaga ahlinya, kemudian alat itu rusak dan sampai saat ini belum juga diperbaiki,” keluh Dede.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Gilman Mawardi mengatakan selain alat medis yang belum optimal, beberapa waktu terakhir pasien kerap mengeluhkan kekosongan stok obat. Mengharuskan keluarga pasien mencari ke luar rumah sakit, supaya mendapatkan obat yang tertulis dalam resep dokter.
Dia menegaskan banyak pasien mengeluhkan kondisi itu yang mana, ketika membutuhkan layanan CT Scan mesti mendatangi RSI Hj Siti Muniroh di Tamansari. Padahal alat itu merupakan pelayanan dasar dan peralatannya tersedia di rumah sakit, tetapi sampai sekarang masih menganggur. “Mohon kami tekankan ini diprioritaskan untuk diperbaiki,” tegas politisi PKS tersebut.
“Namun alhamdulillah, belakangan ini tidak lagi terdengar kondisi itu. Urusan obat-obatan ini kerap jadi sorotan berbagai pihak, membuat citra buruk bagi rumah sakit. Kita beberapa kali sampaikan supaya itu diamankan, alhamdulillah sekarang sudah bisa memenuhi stok obat,” papar Gilman.
Politisi Gerindra itu menegaskan RSUD di-warning agar alokasi anggaran perbaikan CT Scan disiapkan dari sekarang. Supaya peralatan dasar medis itu bisa segera dioptimalkan dan digunakan masyarakat yang mengakses layanan ke rumah sakit.
“Kami minta itu diprioritaskan, sebab jangan sampai alat canggih dan mahal malah mubazir. Ke depan hal semacam itu harus diantisipasi, terutama mau ada alat MRI, ruang operasi MOT baru, disiapkan agar tidak menjadi hiasan di rumah sakit karena terkendala SDM dan operasional lain sebagainya seperti CT Scan,” tegasnya.
Alokasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki CT Scan, kata dia, mencapai Rp 2 miliaran. Pihaknya sudah konsultasi ke berbagai perusahaan dalam mencari solusi agar mesin itu bisa beroperasi kembali.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD dr Soekardjo, dr H Wasisto Hidayat MKEs mengaku waktu dekat CT Scan di rumah sakitnya segera diperbaiki. Pihaknya masih menunggu tahapan administrasi dalam menggelontorkan anggaran untuk menyervis mesin tersebut.
“Karena ini build up langsung dari Jepang, alatnya canggih dan harus menggunakan teknisi khusus yang bisa mengoperasikan dan memperbaiki mesin pabrikan tersebut,” tuturnya.
“Kita harus selektif karena ini peralatan yang begitu mahal. Kami tidak bisa sembarang menunjuk jasa servis, khawatir berisiko, sehingga mencari teknisi yang khusus dari pabrik perakitan mesin ini. Insya Allah tahun ini perbaikannya tuntas,” kata Wasisto.
Kategori :