radartasik.com, JAKARTA - Terbentuknya Holding-Subholding dan rencana IPO terhadap 5 Anak Usaha Inti Pertamina dinilai akan menimbulkan kekhawatiran. Apalagi, 3 dari 5 Anak Usaha Inti Pertamina tersebut yakni PT Pertamina Geothermal Energy, PT Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina International Shipping adalah anak usaha yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron mengakui, bahwa yang menjadi permasalahan besar adalah ketika ada rencana untuk melakukan IPO. “Saya termasuk yang mengkritisi rencana itu,” ujar Herman, Sabtu (31/7/2021).
“Dalam beberapa hal yang pernah disampaikan kepada kami, ini memberikan keyakinan, yaitu pembentukan sub holding ini lebih memberikan prospektif bagi korporasi maupun bagi masyarakat, baik melalui dividen, pajak, revenue maupun melalui retribusi lainnya,” terangnya.
“Kedua adalah ingin memperkuat daya saing dan ketiga adalah percepatan untuk melakukan akselerasi,” sambungnya.
Menurut Herman, Pertamina ditugaskan pemerintah untuk menggenjot di hulu, untuk membangun kilang, termasuk juga bagaimana biodiesel bisa dibuat seutuhnya di Pertamina.
“Serta mengacu pada bauran energi yang utamanya di Geothermal dan membangun EV bateray yang merupakan energi masa depan, termasuk juga BUMN satu harga dan lain-lain,” tuturnya.
Di sisi lain, Herman juga mengungkapkan, bahwa hingga saat ini yang disampaikan oleh Pertamina bahwa IPO hanya akan dilaksanakan untuk Geothermal.
“Pertamina masih tetap BUMN murni, masih 100 persen milik merah putih. IPO akan dilakukan terhadap geothermal karena risiko di geothermal ini sangat besar, jadi resikonya perlu ditanggung renteng secara bersama,” tegasnya.
“Tidak ada aset yang nantinya jadi milik asing. Kami akan mendalami. Ini sebuah pilihan,” pungkasnya. (der/fin)