radartasik.com - Pemerintah berencana akan mengimpor obat Covid-19 Remdesivir, Actemra, dan Gamaras. Pasalnya, tiga jenis obat-obatan itu saat ini langka dan belum dapat diproduksi di dalam negeri.
Mananggapi rencana tersebut, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Netty Prasetiyani Aher mengingatkan pemerintah agar memastikan kebijakan impor telah melalui pemeriksaan yang teliti.
“Pemerintah harus memastikan bahwa impor obat dilakukan setelah memeriksa bahwa tidak ada persoalan dalam jalur distribusi obat,” ujarnya kepada pojoksatu. Jumat (30/07/21).
Anggota DPR RI itu melanjutkan, seperti penimbunan atau kendala lain, yang menyebabkan terjadinya kelangkaan obat.
Netty meminta pemerintah harus mengawasi ketat jalur distribusi obat mulai dari industri dan pedagang besar farmasi, importir hingga apotek dan toko obat.
“Gunakan teknologi informasi dan optimalkan e-katalog untuk mengecek dan mengawasi ketersediaan obat dan harga jualnya,” ucapnya.
Netty juga meminta pemerintah melakukan sidak ke lapangan secara berkala dengan melibatkan aparat keamanan.
“Pastikan semua under control sehingga tidak ada mafia-mafia nakal yang berani main-main dalam pendistribusian obat,” ucapnya
Selain itu, Netty juga meminta pemerintah agar mendorong industri farmasi dalam negeri mampu memproduksi obat yang dibutuhkan secara mandiri.
“Dalam situasi pandemi di mana obat-obatan tersebut dibutuhkan di seluruh dunia, tentu berat jika kita bergantung pada impor,” terangnya.
“Industri farmasi dalam negeri harus mampu memproduksi sendiri dengan jumlah memadai,” sambung Netty.
Anak buah Achmad Syaikhu itu juga mempertanyakan terkait dengan kelanjutan penelitian obat dan vaksin Covid-19 yang dilakukan anak bangsa.
“Oleh karena itu, untuk jangka panjang, riset atas obat dan vaksin Covid-19 anak negeri harus terus dilakukan dan didorong. Kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah akan mengimpor tiga obat untuk Covid-19 yang belum bisa diproduksi di dalam negeri yaitu Remdesivir, Actemra dan Gammaraas.
Ia mengatakan, Remdesivir dijadwalkan tiba di Tanah Air pada bulan Juli ini sebanyak 150.000 dan 1,2 juta pada bulan Agustus.
Lalu, sebanyak 1.000 vial obat Actemra juga akan tiba di Indonesia pada Juli ini dan 138.000 vial tiba pada bulan Agustus.
Kategori :