radartasik.com, TASIK - Di tengah pandemi Covid-19, diperlukan peran orang tua yang dapat membantu atau mendampingi kegiatan proses pembelajaran anak dengan berbasis pada kebutuhan.
Salah satu orang tua yang berhasil mendidik anaknya berprestasi di tengah pandemi Covid-19 adalah Pipit Indah Purwanti. Anaknya yaitu Muhammad Dihya Aby Abdi Manaf alias Ibni yang belajar di SMA Quranic Science Boarding School (QSBS) AlKautsar 561 Kabupaten Tasikmalaya berhasil mendapatkan berbagai prestasi tingkat nasional hingga internasional.
Pipit Indah Purwanti menjelaskan, perlunya bimbingan dan motivasi orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak. Oleh karenanya dia melakukan variasi dan inovasi kegiatan di rumah untuk melihat potensi anak. “Kunci perkembangan mutu dan kualitas anak itu dari peran penting pendidikan keluarga,” katanya kepada Radar, Minggu (18/7/2021).
Lanjut dia, dengan pendidikan keluarga bisa menguatkan dasar karakter anak yang lebih mudah dibentuk. Kebiasaan yang Pipit lakukan ke Ibni terus memberikan pemahaman bahwa tidak boleh menyerah dan harus jujur.
Untuk itu, anak lebih paham ketika ingin mencapai targetnya harus melalui proses dari awal hingga akhir.
“Kebiasaan Ibni saat kecil selalu didorong untuk jujur dan tidak boleh menyerah. Karena setiap proses pasti ada jatuh bangunnya, di sinilah yang penting membentuk karakter anak,” ujar Pipit yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu.
Pipit pun mengaku sudah melihat potensi Ibni sejak kecil. Ibni banyak bertanya yang bersifat saintis yang kritis dan logis. Di sinilah dia sebagai orang tua harus memberi jawaban ilmiah.
“Saya jawab, secara agama Nabi Adam diciptakan sedangkan kalau manusia dilahirkan, sehingga butuh saluran makan lewat plasenta,” katanya.
Setelah mengamati, dari situlah Pipit memahami anaknya bisa mengaplikasikannya lewat prestasi akademik. “Walaupun awalnya Ibni tidak terlalu suka mengikuti kompetisi atau lomba, namun dengan terus diberikan pengertian jangan pernah menyerah, menghadapi susah dengan terus berusaha, dan kalau kalah harus bangkit lagi, kini membuatnya lebih percaya diri dan mau mengasah kemampuan dalam setiap kegiatan lomba akademik,” katanya.
Setelah Ibni lebih dewasa, Pipit pun mengarahkan agar Ibni semangat belajar dan mengikuti kompetisi, serta selalu diajak diskusi.
“Itu karena usia Ibni masa sekarang dihabiskan untuk masa mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Artinya ikutan lomba dengan ketulusan, menang Alhamdulillah dan kalah tidak apa-apa,” ujarnya.
Tujuannya mengikuti lomba dalam ajang yang berpindah-pindah, seperti pada bidang IPS, kimia, farmasi, kedokteran untuk mencari bakat terbesar di mana. “Dengan begitu, mantap untuk mengambil jurusan apa yang pas ketika kuliah ke depannya,” katanya.
“Sangat diperlukan kesadaran dan usaha semua pihak, khususnya para orang tua. Mengingat tanggung jawab utama pendidikan sesungguhnya ada di pundak orang tua,” ujarnya.
Kategori :