Coba Terus Bertahan Meski Omset Turun, di Saat Pandemi

Jumat 16-07-2021,13:30 WIB
Reporter : syindi

radartasik.com, PAGERAGEUNG — H Oyo, salah satu dari sekian banyak wirausaha mikro yang sukses merintis usaha melalui penjualan camilan kerupuk kulit sapi. Industri rumahan miliknya dinamai Kerupuk Kulit HM, di Kampung Ambaraya Desa Sukadana Kecamatan Pagerageung.

Usaha kerupuk kulit yang baru berjalan selama tiga tahun miliknya mampu menyerap tenaga kerja yang tak sedikit. Pada proses produksi kerupuk kulit ada 15 orang. Kemudian proses pengemasan 5 orang, sehingga totalnya 20 orang.

“Awalnya, usahanya hanya kecil-kecilan. Bikin kerupuk kulit dari bahan 2 sampai 3 lembar kulit sapi. Namun, setiap bulannya terus bertambah. Hingga sekarang, bisa sampai 30 lembar kulit sapi atau sebanyak 8 kuintal per harinya,” ujar H Oyo di tempat produksi kerupuk kulit sapi, Kamis (15/7/2021).

H Oyo mengatakan kulit sapi didapatkannya dari Bandung, Garut juga Tasikmalaya. Kerupuk kulit hasil produksinya dijual Rp 100 ribu per kilogram. Namun, dia juga menjualnya per kemasan. Harganya Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000 dan Rp 25.000.

Dari hasil penjualan kerupuk kulit, omset yang didapatkan setiap harinya bisa mencapai Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. “Selain bisa dipesan atau datang langsung, penjualan kerupuk kulit ini juga sudah masuk ke daerah lain di luar Tasikmalaya. Diantaranya, sampai ke daerah Bogor, Bandung, Kebumen, Semarang, Pangandaran, Ciamis, Indramayu, Brebes hingga ke Jatiwangi,” ucapnya.

Namun, kata Oyo, selama pandemi Covid-19 sebagian warung ada yang tutup. Yang biasanya menyimpan kerupuk berkeliling dengan menggunakan motor, kini tidak lagi mengirim ke warung-warung.

Omset pun menurun 40 hingga 50 persen. Namun, Ia bersyukur, tidak ada satu pun pekerjanya yang dirumahkan. “Alhamdulillah walaupun di masa pandemi Covid-19 ini, usaha saya masih bisa berjalan dan mampu menyerap tenaga kerja dan memberdayakan warga setempat,” kata dia. (obi)
Tags :
Kategori :

Terkait