radartasik.com, TASIK — Sebagai kelompok yang bersentuhan dengan pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya, sudah ratusan tenaga kesehatan (nakes) yang ikut terkonfirmasi positif. Sebagian masih menjalani isolasi baik secara mandiri maupun tersentralistik.
Kabid Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra mengakui bahwa tidak sedikit kasus positif Covid- 19 menimpa nakes.
Secara keseluruhan, setidaknya ada 850 kasus nakes yang terkonfirmasi positif sejak awal pandemi Covid-19. Dari jumlah tersebut, 160 di antaranya masih berstatus aktif dan menjalani isolasi. “Kebanyakan isolasi mandiri, yang isolasi di rumah sakit tidak sampai 10 orang,” ujarnya.
Menurut Asep, mereka merupakan nakes yang bertugas di semua faskes yang ada di Kota Tasikmalaya. Termasuk klinik swasta non pemerintah. “Semuanya, dari RSUD, Dinkes, Puskesmas dan faskes milik swasta,” terangnya.
Banyaknya nakes yang positif, salah satunya efek lonjakan dari pasien Covid-19. Semakin banyak penularan, maka risiko tertular pun semakin besar.
Namun demikian, pelayanan terhadap pasien tetap dioptimalkan dengan keterbatasan yang ada. Dia berharap nakes senantiasa diselamatkan dari ancaman wabah. “Secara umum kita harap semua bisa terhindar baik untuk nakes maupun masyarakat secara umum,” katanya.
Bukan hanya tenaga kesehatan, semua personel yang terlibat dalam satgas pun berisiko tertular. Seperti halnya petugas pemulasaraan dan pemakaman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Disebutkannya, bahwa dalam setiap pemakaman setidaknya ada 10 petugas yang diturunkan. Sedangkan angka kematian setiap harinya bisa mencapai 10 bahkan belasan. “Ada 10 pemakaman saja berarti menghabiskan 100 APD,” pungkasnya.
Sebelumnya, penularan Covid-19 tidak mengenal usia, dari mulai balita hingga lansia. Namun demikian, kelompok anak dan remaja lebih mampu bertahan di tengah pusaran wabah.
Kabid Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra menyebutkan banyaknya klaster keluarga menunjukkan banyaknya anak yang terkonfirmasi positif. Jumlahnya sudah ratusan lebih pasien positif Covid-19 dengan usia di bawah 10 tahun. ”Usia di bawah 1 tahun saja jumlahnya sudah 145,” ungkapnya kepada Radar, kemarin.
Namun demikian, kelompok anak cenderung lebih mampu bertahan di tengah wabah. Selama pandemi Covid-19, pasien positif untuk usia 1 - 19 tercatat tidak ada kasus kematian. ”Kita lihat anak lebih mampu survive,” ujarnya.
Disinggung penyebab kemampuan bertahan anak, menurutnya karena daya tahan tubuh mereka tergolong lebih bagus di banding orang dewasa terlebih lansia. Ditambah, mental anak menghadapi pandemi ini cenderung lebih tenang. ”Bisa jadi kalau orang dewasa kan beban pikirannya lebih berat, soal ekonomi keluarga dan lain-lain,” tuturnya.
Meski demikian, para orang tua bukan berarti boleh membiarkan anaknya keluyuran seenaknya. Pasalnya, mereka tetap bisa tertular dan menularkan virus kepada orang lain. ”Justru anak-anak itu kita sebut super spreader, yang mempercepat penularan,” terangnya.
Kategori :