radartasik.com, TASIK - Penularan Covid-19 tidak mengenal usia, dari mulai balita hingga lansia. Namun demikian, kelompok anak dan remaja lebih mampu bertahan di tengah pusaran wabah.
Kabid Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra menyebutkan banyaknya klaster keluarga menunjukkan banyaknya anak yang terkonfirmasi positif. Jumlahnya sudah ratusan lebih pasien positif Covid-19 dengan usia di bawah 10 tahun. ”Usia di bawah 1 tahun saja jumlahnya sudah 145,” ungkapnya kepada Radar, kemarin.
Disinggung penyebab kemampuan bertahan anak, menurutnya karena daya tahan tubuh mereka tergolong lebih bagus di banding orang dewasa terlebih lansia. Ditambah, mental anak menghadapi pandemi ini cenderung lebih tenang. ”Bisa jadi kalau orang dewasa kan beban pikirannya lebih berat, soal ekonomi keluarga dan lain-lain,” tuturnya.
Adapun kasus kematian pada anak, beberapa yang terjadi pada usia di bawah 1 tahun. Itu pun karena kondisi bayi yang memang tidak sehat saat lahir. ”Total ada tiga anak di bawah 1 tahun yang meninggal,” tuturnya.
Meski demikian, para orang tua bukan berarti boleh membiarkan anaknya keluyuran seenaknya. Pasalnya, mereka tetap bisa tertular dan menularkan virus kepada orang lain. ”Justru anak-anak itu kita sebut super spreader, yang mempercepat penularan,” terangnya.
Tidak sedikit kasus positif Covid-19 lansia yang meninggal dengan indikasi tertular dari anak-anak. Pasalnya, ketika anak terpapar virus, jarang menunjukkan gejala yang bisa lebih diwaspadai khususnya anak di atas 1 tahun.
”Misal ada anak kecil terkonfirmasi positif, main ke nenek atau kakeknya, mereka bisa tertular dan membahayakan kakek neneknya,” jelas dia.
Terpisah, Kabid Pelayanan RSUD dr Soekardjo H Dudang Erawan Suseno menyebutkan bahwa di ruang isolasi memang terdapat beberapa pasien anak. Kasus ini sudah sering terjadi, namun alhamdulillah dominan bisa sembuh. ”Memang ada pasien anak, tapi mudah-mudahan semuanya bisa kembali sehat,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, tren kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Tasikmalaya selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat belum menunjukkan penurunan. Bahkan, di kota berjuluk Kota Resik ini, sempat terjadi lonjakan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 lebih dari 126 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat menuturkan kenaikan tertinggi dalam periode terakhir cukup mencengangkan. Disebabkan masifnya klaster keluarga yang mempercepat intensitas virus memapar dari satu penderita ke penderita lain.
”Maka kami tekankan, PPKM Darurat ini belum berjalan maksimal, dimana yang terpenting itu mobilitas masyarakat dibatasi, tapi sekarang kondisi di lapangan masih ditemukan jalanan macet, saya memohon masyarakat sadar diri atas situasi ini,” tuturnya kepada Radar, Kamis (8/7/2021).
Menurut dia, selama fase 14 hari masa inkubasi dari data yang ditemukan terkonfirmasi positif Covid-19 sebelum PPKM Darurat masih terus berangsur naik. Terutama petugas tracing dan tracking yang masif melakukan pelacakan sebaran kasus, di samping banyak kasus baru bermunculan diluar kasus yang sedang dilacak terhadap kontak erat dari suatu kasus terkonfirmasi positif.
Mantan Kepala Puskesmas Purbaratu itu menjelaskan saat ini tercatat lebih dari 1.100 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 aktif. Dimana mayoritas diantaranya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing, melalui pengawasan Puskesmas dan Satgas Covid-19 setempat.
Kategori :