radartasik.com, BANJAR — Dewan Penasehat Forum Guru Honorer Tenaga Kependidikan (FGHTK) Kota Banjar Ruhimat SPd, SIP, MM menanggapi persoalan kekosongan 34 kepala sekolah dasar negeri (SDN). Menurut dia, persoalan banyaknya kekosong bukan berarti Disdik tidak antisipasi, namun guru SDN tidak tertarik menjadi kepala sekolah.
“Yang menjadi pokok persoalannya adalah para guru SDN tidak tertarik dan tidak berminat untuk menjadi kepala sekolah. Alasannya, pertama karena penghasilan sama, kedua beban pekerjaan administrasi lebih banyak, ketiga karena pekerjaannya merangkap,” kata Ruhimat, Rabu (30/6/2021).
“Kasarnya kepala sekolah merangkap guru, TU, penjaga sekolah dan masih banyak lagi tugas lainnya. Makanya guru kurang berminat jadi kepsek,” kata pendiri Asosiasi Sukwan PGRI (ASPGRI) Kota Banjar itu.
Ditambah lagi, kata dia, aturan untuk mengangkat guru menjadi kepala sekolah harus memiliki sertifikat. “Jadi persoalannya tidak segampang dulu. Bila yang memahami dan tahu bagaimana proses dan langkah rekrut kepsek pasti tidak akan mudah menyalahkan Disdik. Belum lagi persyaratan calon kepala sekolah yang begitu ribet. Jadi tambah pada nggak mau,” ujarnya. (cep)