Tahun 2023 Bendungan Leuwikeris Akan Digenangi

Rabu 30-06-2021,17:10 WIB
Reporter : agustiana

KOTA TASIK - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Jawa Barat mulai membahas Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) RKL-RPL Penambangan Gunung Pangajar.

Kegiatan yang dipimpin Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tasik, bersama komisi amdal, warga terdampak dan instansi terkait, digelar di Hotel Horison, Selasa (29/06/21) lalu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) Kabupaten Tasik, Roni A Sahroni menyatakan, forum ini merupakan pembahasan dokumen amdal RKL-RPL yang telah disusun berdasarkan Kerangka acuan amdal yang telah dibahas dan disepakati.

“Pada hari ini sekiranya ada saran maupun pendapat yang dapat memperlancar pelaksanaan kegiatan dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat dan kepentingan nasional, ini adalah kesempatan yang baik," katanya kepada wartawan, Rabu (30/06/21) siang 

Dalam pertemuan itu salah seorang perwakil warga terdampak, Syaiful mengakui, dalam pertemuan itu pihaknya membahas poin-poin keinginan warga sekitar yang terdampak di wilayah Kecamatan Karangjaya dan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya. 

"Saya hadir sebagai warga yang berdampingan langsung dengan Gunung Pangajar dan mewakili warga sekitar menanyakan terkait beberapa item keinginan warga," tuturnya.

"Mulai dari dampak penambangan seperti mata air, getaran, debu hingga pelibatan tenaga kerja masyarakat setempat," sambungnya.

Kepala SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Citanduy, Budi Prasetyo menambahkan, pembahasan amdal ini untuk menyempurnakan rencana kegiatan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL).  

Penambangan material batu dari lahan seluas 67 hektare tersebut, kata dia, nantinya digunakan sebagai  bagian material pengisi tubuh Bendungan Leuwikeris. 

"Penambangan direncanakan akan berjalan dua tahun, dimana kegiatan penambangan yang dilakukan hanya 20 persen  total volume batuan di Quarry Gunung Panghajar," katanya.

Adapun 47 poin-poin keinginan warga, jelas dia, sudah dibahas bersama tim Teknis Amdal serta BBWS Citanduy selaku pemrakarsa serta sudah di akomodir di dalam dokumen A
Andal RKL-RPL, dan bersama-sama stakeholter terkait akan dibahas dalam sidang. 

Sedangkan terkait dengan kekhawatiran masyarakat terganggunya sumber mata air, ia mengatakan, penambangan juga dilengkapi dengan kegiatan reklamasi pasca tambang dengan merencanakan penanaman pohon kembali serta membuat cekungan air seluas 1-2 hektar dengan kedalaman 5 meter  guna menangkap air hujan.

"Air tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat ketika musim kemarau," jelasnya.

Kepala BBWS Citanduy, Bambang Hidayah menandaskan, pertemuan ini merupakan pembahasan final dokumen Andal RKL-RPL, dimana kajian teknis sudah dilakukan bersama dengan seluruh stakeholder terkait dengan mengikuti regulasi yang berlaku. 

Ditargetkan, kegiatan di Gunung Pangajar rampung pada tahun 2022. Dan tahun 2023 sudah bisa melaksanakan impounding atau penggenangan Bendungan Leuwikeris.  

"Proyek strategis nasional Bendungan Leuwikeris ini memberikan manfaat sebagai pemenuhan kebutuhan Irigasi seluar 11.216 Ha, Pemenuhan Air Baku Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar sebesar 845 liter/detik, pengendali banjir dan menyuplay arus listrik 20 Mega Watt," tandasnya. 

Tags :
Kategori :

Terkait