Kota Tasik Dapat 1.035 Formasi PPPK

Jumat 25-06-2021,15:00 WIB
Reporter : syindi

RADARTASIK.COM, TASIK - Sampai saat ini, pendaftaran seleksi untuk guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) 2021 belum dibuka. Masih menunggu informasi lebih lanjut dari Badan Kepegawaian Negara (BKN).

“Pendaftaran PPPK 2021 masih menunggu arahan dari pusat. Namun dengar-dengar rekrutmen akan dibuka pada akhir Juni 2021,” kata Kepala Bidang Pembinaan, Data, Informasi dan Formasi BKPSDM Kota Tasikmalaya Dimas Iskandar, Kamis (24/6/2021).

Dijelaskan juga oleh Dimas, pengA­usulan PPPK 2021 untuk guA­ru hoA­noA­rer di Kota Tasikmalaya 1.089 forA­A­masi kepada Kementerian PenA­daA­yaA­gunaan Aparatur Negara dan ReA­forA­A­masi Birokrasi (KemenPAN-RB).

“Namun penetapan kebutuhan (formasi, Red) PPPK terakomodir hanya 1.035 formasi, termasuk guru honorer Pendidikan Agama Islam (PAI),” ujarnya.

Tujuan adanya PPPK ini, kata Dimas, mengakomodir guru honorer khususnya yang masuk Kategori 2 (K2), guru honorer usia 35+ dan luA­lusan pendidikan profesi guru (PPG).

“PPPK ini diprioritaskan rekan-rekan guru honorer yang K2 dan memiliki sertifikat pendidik,” katanya.

Senada, Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (PGTK) Disdik Kota Tasikmalaya Asep Sudrajat Hardipraja SPd MAk menyampaikan, walaupun pemerintah menetapkan kebutuhan guru honorer awalnya 1 juta formasi, namun ada kebijakan baru hanya sekitar 500.000 formasi.

Pihaknya menjamin tidak ada pengaruhnya kuota yang telah diajukan oleh Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya kepada pemerintah.

“Untuk program 1 juta PPPK, di ACC secara nasional 500.000 lebih. Kita tetap mengusulkan sesuaikan kekosongan guru ASN yaitu 1.089 formasi,” Rabu, (23/6/2021).

Salah satu guru honorer dari SD di Kelurahan Sambongpari menginginkan kepastian untuk pembukaan pendaftaran PPPK. Karena itu bagian keseriusan dari pemerintah dalam memperhatikan guru honorer.

“Saya sudah mengabdi selama 16 tahun dan 7 kali kurang beruntung mengikuti tes CPNS sehingga butuh kepastian pendaftaran PPPK. Namun setiap hari memantau tentang PPPK diundur-undur terus,” ujar perempuan 36 tahun yang enggan disebutkan namanya.

Ia pun menunjukkan keseriusan ingin lolos PPPK dengan mengikuti latihan di aplikasi SIM PKB sebagai tambahan bekal untuk mengikuti seleksi guru PPPK.

“Inginnya lolos PPPK sehingga bisa mendapatkan hak keadilan untuk kesejahteraan. Kalau masih menjadi guru honorer soal penghasilan sedikit, kebutuhan sehari-hari tak terpenuhi,” katanya. (riz)
Tags :
Kategori :

Terkait