Kembang Janggut

Sabtu 30-04-2022,06:00 WIB
Editor : Usep Saeffulloh

Maka Raymond buru-buru posting di medsos: "Waiting for police to catch up with me." Ia menunggu polisi untuk menangkapnya. "Dear God please forgive me,” tulisnya di medsos itu.

Polisi pun tiba di lantai 5. Mendobrak pintu itu. Raymond pun ditemukan: mati terkapar di lantai kamar mandi. Ia bunuh diri.

Raymond tidak bisa ditanya lagi: suku apa, agama apa, dan yang terpenting: mengapa ia melakukan semua itu. Yang jelas, semua senjata itu resmi. Bukan senjata gelap. 

The Beast berhasil menemukan teman sekolah Raymond. Yakni ketika sama-sama di SMP Katolik di Rockville, Maryland, seketapel dari DC. 

Dia seorang mahasiswi, umur 22 tahun. Dia berteman dengan Raymond selama tiga tahun di SMP itu: di kelas 6,7 dan 8. 

Semua teman sekelas mengenal Raymond dengan baik. "Raymond yang paling pendek di antara teman sekelas," ujar mahasiswi itu. Hanya setinggi matanyi. 

Itu sudah 10 tahun lalu. Sejak itu tidak ada kontak. "Bertemu terakhir ya di layar TV, di peristiwa penembakan Jumat sore lalu itu," katanyi. "Setelah kelas 8 ia masuk SMA Negeri," katanyi.

Waktu itu sih Raymond anak yang suka tersenyum. Juga mudah bergaul meski lebih senang menyendiri.

Raymond juga punya dua saudara di SMP itu: kakak kelas dan adik kelas. Selebihnya dia tidak tahu lagi. Dia hanya tidak menyangka kehebohan itu dilakukan teman sekelasnyi.

Jumat sore itu harusnya dia ke kampus. Ada perayaan. Tapi dia memutuskan tidak hadir. "Saya merasa beruntung," katanyi.

Rupanya Raymond tidak hanya posting di medsos. Begitu selesai melakukan serentetan penembakan itu ia juga mengedit Wikipedia sekolah di situ: di Edmund Burke Wikipedia. 

Raymond menambahkan informasi di halaman Wikipedia itu. Dengan informasi yang benar. Dan baru saja terjadi. Maka ada tambahan kalimat di Wikipedia sekolah tersebut: "seorang penembak senjata api menembak sekolah ini di tanggal 22 April 2022. Pelakunya masih belum ditemukan".

Ia juga menyertakan namanya, Spencer, sebagai orang yang bertanggung jawab atas penambahan informasi di Wikipedia itu. Ia pun menyebutkan siapa Spencer: "orang yang bangga karena tidak disunat dan seorang penggemar senjata AR-15 aficionado".

Kenapa Raymond mem-posting aksinya di medsos? Ternyata ia tahu akan mati. Rupanya ia sudah punya keputusan untuk bunuh diri. Tapi ia takut kematiannya tidak dikenang siapa pun.

Raymond memilih mati dengan sangat terkenal. Hanya saya tidak berhasil memperoleh identitasnya: orang asal mana. Pun setelah tulisan ini saya tunda dua hari. Rasanya Raymond menunggu hasil penyelidikan bung Mirza.

Luar biasa banyaknya kasus tembak-menembak di Amerika belakangan ini. Di mana-mana. Termasuk di stasiun, di mal, dan di tempat pesta remaja. Rasanya dalam hal tembak-menembak Amerika saat ini sudah mengalahkan keadaan di Afghanistan.

Kategori :