Radartasik.com, JAKARTA — Pandemi Covid-19 mengubah pola perilaku konsumen di Indonesia. Salah satunya, pola belanja.
Lembaga riset konsumen Nielsen Indonesia menyebut konsumen Indonesia cenderung memilih produk dengan harga yang lebih murah.
Direktur Eksekutif Media Nielsen Indonesia Hellen Katherina mengatakan sebanyak 51 persen responden dari total 345 orang yang disurvei mengaku mempertimbangkan harga daripada merek saat belanja.
”Sebesar 51 persen responden bilang saya lebih mempertimbangkan harga daripada merek saat belanja. Sedangkan jumlah responden yang memiliki loyalitas pada merek juga cukup tinggi yakni 72 persen, atau sekitar 248 orang,” kata dia, Sabtu (19/06/2021).
Meski sebagian kecil konsumen menyatakan tetap menggunakan merek yang sama seperti sebelum Covid-19, pertimbangan harga tetap mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja.
”Jadi, ketika ada pilihan yang lebih murah, maka sekitar setengahnya (responden) itu mungkin tidak akan lagi setia terhadap brand, jadi ada pertimbangan,” ujarnya.
Nielsen Indonesia juga mencatat 21 persen responden mengaku sulit menemukan produk serupa yang digunakan sebelum pandemi Covid-19. Menurutnya, ini akibat berkurangnya pasokan produk tertentu di pasar.
”Walaupun kecil ini berpotensi, artinya ada issue (masalah) pada ketersediaan barang yang bisa jadi konsumen akan berpindah ke produk lain,” terangnya.
Nielsen Indonesia juga merekam konsumen mulai banyak beraktivitas di luar rumah. Meskipun, 76 persen responden menuturkan mereka masih bekerja dari rumah (WFH) dan belajar dari rumah (SFH).
”Jadi, walaupun 76 persen dari responden mereka bilang mereka masih kerja dari rumah atau kalau sekolah dari rumah, tetapi ternyata persentase yang sudah melakukan kegiatan bersosialisasi di luar rumah itu sudah cukup tinggi,” tuturnya.
Rinciannya, 71 persen responden keluar rumah untuk berkumpul bersama teman atau saudara. Kemudian, 69 persen sudah beribadah di tempat ibadah. Dan, 51 persen sudah berani makan di restoran, bukan take away.
Sementara 51 persen responden mulai memberanikan diri jalan-jalan ke pusat perbelanjaan dan 48 persen keluar rumah untuk acara kondangan atau ulang tahun.
”Konsumen sebenarnya sudah pede keluar rumah selama mungkin confidence (kepercayaan) tempat yang dikunjungi melaksanakan protokol kesehatan sesuai standar,” pungkasnya. (der/fin)